Oleh Fa’ahakhododo Harefa
APA KATA ALKITAB TENTANG
PERSEPULUHAN?
Apa Perintah tentang
Persepuluhan?
Menurut Musa dan Kitab Para nabi:
1. Persepuluhan merupakan perintah yang harus
dilaksanakan.
Ul. 14:22
"Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh
hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun.
2. Perintah yang
paling sering dijadikan referensi adalah di Maleakhi 3:10
Mal. 3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan
itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku
dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan
3. Musa
menetapkan persembahan persepuluhan sebagai hukum yang harus ditaati (Imamat
27:30-32)
27:30 Demikian juga segala persembahan
persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah
pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN. 27:31
Tetapi jikalau seseorang mau menebus juga sebagian dari persembahan
persepuluhannya itu, maka ia harus menambah seperlima. 27:32 Mengenai segala
persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala
yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh
harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN.
Siapa Yang Wajib Menjalankan Perintah
Tuhan tentang Persepuluhan?
1.
Perpuluhan diberikan oleh pihak yang diberkati
(Ibrani 7:1-4)
7:1 Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam
Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari
mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia. 7:2 Kepadanya pun Abraham memberikan
sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama
raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.7:3 Ia tidak
berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya
tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap
menjadi imam sampai selama-lamanya.7:4 Camkanlah betapa besarnya orang itu,
yang kepadanya Abraham, bapa leluhur kita, memberikan sepersepuluh dari segala
rampasan yang paling baik.
2. Umat Israel (Ibrani 7;5-9)
7:5 Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima
jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan
dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga
adalah keturunan Abraham.7:6 Tetapi Melkisedek, yang bukan keturunan mereka,
memungut persepuluhan dari Abraham dan memberkati dia, walaupun ia adalah pemilik
janji 7:7 Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh
yang lebih tinggi.7:8 Dan di sini manusia-manusia fana menerima persepuluhan,
dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia hidup.
3. Kaum Lewi (Ibrani 7:9)
7:9 Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan
perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima
persepuluhan,
Kepada Siapa Persembahan Persepuluhan
Diberikan?
1.
Kepada Tuhan (Kej 28:18-22)
28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil
batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan
menuang minyak ke atasnya. 28:19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota
itu Lus. 28:20 Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan
melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk
dimakan dan pakaian untuk dipakai, 28:21 sehingga aku selamat kembali ke rumah
ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. 28:22 Dan batu yang kudirikan sebagai
tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan
kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."
2.
Kepada Imam Allah, yang memberkati… (Kej.
14:18-20)
14:18
Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang
Mahatinggi.14:19 Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya
Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, 14:20 dan
terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke
tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.
3.
Kepada Orang Lewi, Orang Asing, Anak yatim, dan
Janda (Ul. 26:12-13)
26:12
"Apabila dalam tahun yang ketiga, tahun persembahan persepuluhan, engkau
sudah selesai mengambil segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu,
maka haruslah engkau memberikannya kepada orang Lewi, orang asing, anak yatim
dan kepada janda, supaya mereka dapat makan di dalam tempatmu dan menjadi
kenyang.
26:13 Dan
haruslah engkau berkata di hadapan TUHAN, Allahmu: Telah kupindahkan
persembahan kudus itu dari rumahku, juga telah kuberikan kepada orang Lewi, dan
kepada orang asing, anak yatim dan kepada janda, tepat seperti perintah yang
telah Kauberikan kepadaku. Tidak kulangkahi atau kulupakan sesuatu dari
perintah-Mu itu.
Wajibkah Mempersembahkan
Persepuluhan ?
1.
Abraham memberikan persembahan
persepuluhan kepada Melkisedek adalah atas dasar kerelaan, tidak ada tekanan
dari pihak mana pun; spontan. Namun, keputusan tersebut mengindikasikan pola
pemberian persepuluhan sudah dianut oleh agama kuno terhadap ilah mereka (Kej. 14:20).
14:18 Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang
imam Allah Yang Mahatinggi.
14:19 Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah
kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,14:20 dan
terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke
tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.
2.
Yakub juga menjanjikan sepersepuluh
dari yang dimilikinya kepada Allah, sebagai tindakan yang spontan, bukan karena
syari’at ( diwajibkan), atas dasar keinginannya sendiri (Kej 28:22).
28:20 Lalu
bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di
jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian
untuk dipakai,28:21 sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN
akan menjadi Allahku.28:22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan
menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan
selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.
3.
Pada zaman Musa dan para nabi, persepuluhan
bersifat wajib terhadap umat Tuhan (Ul. 12:17-18; 14:28-29, Imm.27:30-; Mal.
3:10)
Menurut Ajaran Tuhan Yesus, Wajibkah
Mempersembahkan Persepuluhan?
Wajib. tetapi percuma
saja rajin memberi perpuluhan sedangkan belaskasihan, kebenaran dan berdamai
dengan sesama diabaikan.
1.
Mempersembahkan persepuluhan bukanlah
karena syari’at, dan dijadikan indicator mengukur diri bahwa “Saya benar di
hadapan Allah” (Luk 18:9-14)
18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap
dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan
perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa;
yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam
hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama
seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan
bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu,
aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh,
bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan
berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke
rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab
barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan
diri, ia akan ditinggikan.
2.
Yesus menekankan: melakukan
kebenaran secara utuh, tidak parsial semata-mata mempersembahkan persepuluhan.
Di Mat 23:23 dikaitkan dengan belas kasihan dan kebenaran.
Mat. 23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas
manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu
abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang
satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
3.
Di Mat. 5:23-24 pemberian persembahan dikaitkan
dengan berdamai dengan sesama.
5:23 Sebab itu,
jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat
akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,5:24 tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan
saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Menurut Ajaran Rasul Paulus, Wajibkah
Mempersembahkan Persepuluhan?
Paulus yang mendasari ajarannya pada anugerah karena
iman kepada Tuhan Yesus kristus tidak pernah menekankan tentang persepuluhan.
Bahkan di dalam Kitab Roma 12:1-2, justru ia menekankan tidak hanya sekedar
persembahan persepuluhan, tetapi persembahan tubuh (total diri) sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan berkenan kepada Allah. Ia tegaskan,
bahwa itu adalah ibadahmu yang sejati. Apa yang dahulu Paulus lakukan sebagai
syariat (percaya pada hal-hal lahiriah), dan meng-claim dirinya sebagai pelaku
kebenaran Hukum Taurat (Gal. 3:1-6), setelah ia bertobat semua hal itu
dilihatnya sebagai hal yang justru merugikan (Gal.3:7). Bagi Paulus, yang utama
adalah pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhan, lebih mulia dari semua (Gal.3:8),
bukan hukum (baca: syari’at). Implikasi dari kebenaran ini adalah bahwa jangan
sampai pemberian persepuluhan terperangkap ke dalam menjalankan syari’at
semata-mata.
Bagaimana dengan PENDAPAT bahwa
memberi persepuluhan, tergantung bagaimana Setiap Anak Tuhan dibimbing oleh Roh
Kudus?
Di dalam Yoh.14: 26 dikatakan: “Tetapi
Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah
yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan
semua yang telah Kukatakan kepadamu”. Di atas tadi telah dijelaskan, bahwa
memberi persepuluhan itu adalah kebenaran yang diajarkan Tuhan Yesus
(Mat.23:23). Berdasarkan ajaran Tuhan Yesus pula, ketika memberi yang juga hal
yang prinsip (sebagaimana telah dikutip di atas dalam Luk 18) adalah SIKAP
HATI. Tuhan tidak berkenan atas pemberian kita, jika sikap hati kita sama seperti
Orang Farisi dalam kisah Luk 18:9-11 tersebut. Senada dengan kisah ini adalah
cerita tentang Kain yang ditolak persembahannya oleh Tuhan Allah. Atau kisah
Esau, yang sekalipun juga “memberi” tetapi tidak mendapat apa-apa, malahan oleh
pemberiannya ia mendapat “berkat peneguhan” kehilangan hak sulung (Band dengan
Mal.3:10-11). Harus diakui, bahwa orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh
hidup dalam bimbingan Roh Kudus akan sulit mengidentifikasi mana bimbingan Roh
Kudus, dan mana memberikan persembahan karena motivasi tertentu.
Apakah yang Dimaksud dengan
Persepuluhan Menurut Akar Kata dan Historis?
Dari
istilahnya tentu sudah sangat jelas: sepersepuluh. Tuhan Yesus tidak pernah
memberikan tafsiran lebih detail tentang hal itu. Hal ini disebabkan karena
secara matematis perhitungannya sangat jelas. Tetapi, yang terlebih penting di
dalam ajaran Tuhan Yesus yang ditekankan adalah implementasi ajaran secara
utuh, dan bukan semata-mata karena kewajiban.
Kata ma‘aser (מעשׂר) yang digunakan dalam Bahasa Ibrani
untuk persembahan persepuluhan diambil dari istilah Akkadian (bahasa yang
menjadi lingua franca di dunia Semit pada zaman Abraham) esru, esirtu atau
esretu, yaitu pajak yang jumlahnya sepersepuluh pada zaman Mesopotamia kuno.
Teks-teks kuno dari Mesopotamia kuno
mengenai persepuluhan berasal dari periode Akkad Kuno hingga Neo-Babilonia,
sementara di kalangan masyarakat Ugarit, referensi tentang persepuluhan berasal
dari paruh kedua milenium kedua sebelum Masehi. Masyarakat Ugarit menyebutnya
ma‘sarisa.
Beberapa teks Ugarit mengatakan bahwa
ma‘sarisa tidak harus persis sepuluh persen, sebab akar kata ‘-s-r sendiri
berarti "perjamuan." Hal yang sama juga terjadi di kalangan
Neo-Babilonia. Jumlah persepuluhan bersifat tidak mengikat dan biasanya
bergantung pada status sosial seseorang.
Bagaimana Persepuluhan
Dipersembahkan?
1.
Dipersembahkan di tempat yang dipilih oleh Tuhan
untuk membuat nama-Nya diam di sana.
Ul. 14:23 Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat
yang akan dipilih-Nya untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau
memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu,
ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau
belajar untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu.
2. Menguangkannya,
dan dibelanjakan di tempat yang dipilih Tuhan; dan menghabiskannya bersama
seisi rumah, dan orang Lew (Ul. 14:24-29)
14:24 Apabila, dalam hal engkau diberkati TUHAN,
Allahmu, jalan itu terlalu jauh bagimu, sehingga engkau tidak dapat
mengangkutnya, karena tempat yang akan dipilih TUHAN untuk menegakkan nama-Nya
di sana terlalu jauh dari tempatmu, 14:25 maka haruslah engkau menguangkannya
dan membawa uang itu dalam bungkusan dan pergi ke tempat yang akan dipilih
TUHAN, Allahmu,14:26 dan haruslah engkau membelanjakan uang itu untuk segala
yang disukai hatimu, untuk lembu sapi atau kambing domba, untuk anggur atau
minuman yang memabukkan, atau apa pun yang diingini hatimu, dan haruslah engkau
makan di sana di hadapan TUHAN, Allahmu dan bersukaria, engkau dan seisi
rumahmu.
14:27 Juga orang Lewi yang diam di dalam tempatmu
janganlah kauabaikan, sebab ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama
engkau.
14:28 Pada akhir tiga tahun engkau harus
mengeluarkan segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu dalam tahun itu
dan menaruhnya di dalam kotamu; 14:29 maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat
bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda
yang di dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya TUHAN,
Allahmu, memberkati engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan
tanganmu."
Bagaimana
Persepuluhan Diatur?
Sepersepuluh
dari persepuluhan (milik kaum Lewi) adalah menjadi persembahan kudus bagi
Tuhan. Artinya 9/10-nya merupakan hal kaum lewi non Imam (Imamat 27:32)
27:32 Mengenai
segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari
segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang
kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN. Pada saat ini Imam
dipresentasikan oleh Gembala Sidang, penginjil dan pengerja fulltime di gereja.
Apa Janji Tuhan tentang Persepuluhan?
Janji Tuhan tentang Persepuluhan, usaha atau pekerjaan
akan diberkati Tuhan, secara finansial (Mal 3;11).
3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu
ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan
ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. 3:11
Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil
tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman
TUHAN semesta alam.3:12 Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab
kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam
Bagaimana Kita Memahami Kitab
Maleakhi 3:10?
Maleakhi 3:10 sering diangkat sebagai
referensi untuk menunjukkan perintah Tuhan atas persembahan persepuluhan. Dua
hal yang dikaji berikut ini. Pertama, pihak yang menerima perpuluhan, dan kedua
aspek penafsiran Imbalan.
1
Pihak yang Menerima
Pada ayat ini
seakan-akan persembahan perpuluhan hanya ditujukan ke rumah Tuhan, bait Allah.
Jika demikian, maka tentunya bertentangan dengan ayat lainnya di kitab Ulangan,
dimana persembahan persepuluhan juga ditujukan kepada para anak yatim, janda
dan orang asing (Ul. 26:12); dan bersama seisi rumah. Hal yang tak kalah menarik pula adalah di
ayat ini penjelasan dibolehkannya meminum minuman yang memabukkan (Ul
14:22~29). Konteksnya bersukacita.
2
Aspek Tafsiran Imbalan
Ayat 10 ini
menjelaskan tentang imbalan, jika membawa seluruh persembahan perpuluhan, yakni
Allah akan membukakan tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat sampai
berkelimpahan. Lagi janji Tuhan, "Aku akan menghardik bagimu belalang
pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur
di padang tidak berbuah bagimu".
Janji Tuhan
ini, bagaimana pun harus dipahami dalam konteks persoalan umat Tuhan ketika
firman ini disampaikan, yang dijelaskan di pasal sebelumnya. Ada 2 masalah yang
disebutkan, mengapa persepuluhan tidak diterima Tuhan. Pertama, sikap tidak
hormat kepada Allah (Mal 1;6-14; 2:2). Kedua, masalah perkawinan (Mal 2:10-16).
Artinya, dua masalah ini sangat menonjol pada masa itu dan telah dapat
menggambarkan kondisi moral para imam dan umat Allah pada waktu itu.
Dalam kondisi
moral yang bobrok inilah, datang firman Tuhan untuk menyadarkan imam dan umat
Tuhan untuk kembali kepada jalan yang benar. Agar perpuluhan mereka dikenan
Tuhan, dan menjadi berkat, dan bukan sebaliknya menjadi kutuk. Artinya, untuk
kita meng-claim janji Tuhan,
"ujilah daku..." Tentu bukan hanya menghindari 2 masalah itu saja.
Tuhan Yesus
mengaitkan persepuluhan dengan dua masalah lain, yakni tentang keadilan dan
belas kasihan kepada sesama (Mat. 23:23). Dengan tegas Yesus mengajarkan, yang
satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Bahkan yang juga
disinggung Tuhan Yesus adalah bahwa pemberian persepuluhan tidak bisa
semata-mata ditafsirkan sebagai syari'at. Kalau sudah melakukannya lalu merasa
benar (Luk 18:12,14).
Jadi Mal 3:10
tidak bisa ditafsirkan semata-mata atas dasar ayat tersebut saja, tetapi harus
dikaitkan dengan konteks persyaratannya. Bahkan kesetiaan memberikan
persepuluhan sulit ditafsirkan secara hitam putih bahwa akan menjadi kaya. Seorang
janda memberikan 2 peser (satuan uang paling kecil) ke meja persembahan, dan
Yesus berkata bahwa ia telah memberikan seluruh apa yang ia miliki, tidak serta
merta sang janda menjadi kaya.
Penafisran
ayat ini secara hitam putih, akan mengakibatkan kerancuan kepada banyak
pengalaman pribadi anak-anak Tuhan dimana, "kok sudah setia memberi persepuluhan tetapi nasib masih belum
berubah menjadi lebih baik juga?" Sebab concern Tuhan lebih
kepada pemulihan. Ada banyak cara Tuhan memulihkan setiap pribadi, terlebih
setiap pribadi adalah unik. Karena pada akhirnya concern Tuhan adalah
memulihkan anak-anakNya agar menjadi
secitra dengan sang Bapa. Tak jarang Tuhan pakai masalah finansial untuk media
memulihkan pribadi anak-anakNya. Karena itu pula, tidak mustahil, bisnis seorang anak Tuhan
yang setia memberi perpuluhan malah mandek atau bangkrut.
Pada konteks
tertentu, hidup sejahtera itu pun sangat kondisional. Bagi anak Tuhan yang
belum sepenuhnya memiliki hati yang bersyukur atas apa yang Tuhan telah
karuniakan, dan masih dikuasai oleh keinginan daging yang tidak pernah puas
atas apa yang sudah diperoleh, maka akan sulit mengimani ayat ini sepenuhnya.
Ia akan terus merasa belum diberkati.
TINJAUAN PUSTAKA
Alkitab. 2012.
Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta
http://hassefer.blogspot.com/2011/01/persepuluhan-dan-kekeliruan-gereja-kini.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar