APA
KATA ALKITAB TENTANG RIBA?
Oleh
Fa’ahakhododo Harefa
Apa Yang Dimaksud Dengan Riba?
Berdasarkan
Imamat 25:36, yang dimaksud dengan riba adalah bunga uang.
Menurut Taurat dan Kitab Para Nabi, Bolehkah Membungakan Uang?
1.
Menurut Keluaran 22:25-27, bukan saja
tidak boleh membebankan bunga kepada umat Tuhan, yang jatuh miskin, tetapi juga
tidak boleh berlaku sebagai penagih utang. Ayat yang senada ditekankan juga
dalm Ul.23:19,20.
.
22:25 Jika engkau
meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di
antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap
dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya. 22:26 Jika engkau sampai
mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya
kepadanya sebelum matahari terbenam, 22:27 sebab hanya itu saja penutup
tubuhnya, itulah pemalut kulitnya -- pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila
ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih.
Di dalam Ulangan 23:19
"Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun bahan
makanan atau apa pun yang dapat dibungakan.
2.
Menurut
Imamat 25:35-38 tidak boleh membungakan uang kepada orang miskin, atau
memberikan makanan yang diribakan, atau lebih dari sekedar riba, tetapi juga
termasuk memperbudak orang miskin itu sebagai kompensasi ia diberikan uang atau
makanan atau barang kebutuhan pokok lainnya.
25:35 "Apabila
saudaramu jatuh miskin, sehingga tidak sanggup bertahan di antaramu, maka
engkau harus menyokong dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya ia dapat
hidup di antaramu. 25:36 Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba dari
padanya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat
hidup di antaramu.25:37 Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan
meminta bunga, juga makananmu janganlah kauberikan dengan meminta riba.
25:38 Akulah TUHAN,
Allahmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, untuk memberikan kepadamu
tanah Kanaan, supaya Aku menjadi Allahmu. 25:39 Apabila saudaramu jatuh miskin
di antaramu, sehingga menyerahkan dirinya kepadamu, maka janganlah memperbudak
dia. 25:40 Sebagai orang upahan dan
3.
Mazmur 15:5 dan
Amsal 28:8 harus ditafsirkan dalam konteks Imamat 25, yaitu membungakan uang
kepada orang yang telah jatuh miskin.
15:1 Mazmur
Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam
di gunung-Mu yang kudus? 15:2 Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang
melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,15:3
yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat
terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya;
15:4 yang
memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan
TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi;15:5 yang tidak meminjamkan
uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak
bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.
Amsal 28:8, Orang
yang memperbanyak hartanya dengan riba dan bunga uang, mengumpulkan itu untuk
orang-orang yang mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah.
4.
Bahwa larangan
membungakan uang ditegaskan dalam Yehez 22:12, karena memang terdapat motivasi
pemerasan. Terdapat ketidakpedulian terhadap sesame, tidak peduli jika orang
lain dirugikan.
22:6 Lihat,
masing-masing pemimpin Israel mengandalkan kekuatannya di tengah-tengahmu untuk
menumpahkan darah.22:7 Padamu ayah dan ibu dihina dan di tengah-tengahmu orang
melakukan pemerasan terhadap orang asing, padamu anak yatim dan janda
ditindas.22:8 Engkau memandang ringan terhadap hal-hal yang kudus bagi-Ku dan
hari-hari Sabat-Ku kaunajiskan.
22:9 Padamu
berkeliaran orang-orang pemfitnah dengan maksud mencurahkan darah dan orang
makan daging persembahan di atas gunung-gunung; kemesuman dilakukan di
tengah-tengahmu.
22:10 Padamu
orang menyingkapkan aurat isteri ayahnya dan memperkosa perempuan pada waktu
cemar kainnya yang menajiskannya.22:11 Yang satu melakukan kekejian dengan
isteri sesamanya dan yang lain menajiskan menantunya perempuan dengan perbuatan
mesum, orang lain lagi memperkosa saudaranya perempuan, anak kandung ayahnya.
22:12 Padamu
orang menerima suap untuk mencurahkan darah, engkau memungut bunga uang atau
mengambil riba dan merugikan sesamamu dengan pemerasan, tetapi Aku kaulupakan,
demikianlah firman Tuhan ALLAH.
22:13 Sungguh,
Aku bertepuk tangan mengenai keuntunganmu yang haram yang kaudapati dan
mengenai darah yang dicurahkan di tengah-tengahmu.
5. as
Apa Konsekwensi Bagi Orang Yang Membungakan
Uang?
Amsal 28:8, “Orang yang memperbanyak
hartanya dengan riba dan bunga uang, mengumpulkan itu untuk orang-orang yang
mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah.” Lagi-lagi ayat ini menekankan kepada
orang-orang yang lemah, yang membutuhkan uluran belas-kasihan.
Menurut Taurat dan Kitab Para Nabi, Apakah Ada Kekecualian Dibolehkan
Membungakan Uang?
Di
dalam Ulangan 23: 20, ada kekecualian. Dimana kepada orang asing dibolehkan
memungut bunga. “Dari orang asing boleh
engkau memungut bunga, tetapi dari saudaramu janganlah engkau memungut bunga --
supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala usahamu di negeri yang
engkau masuki untuk mendudukinya."
Apakah Yang Sebetulnya Tidak Boleh Dalam Membungakan Uang?
Dalam konteks
kitab Kel. 22:15, Imamat 25 dan Ulangan 23:19-20 berbicara tentang umat Allah
yang jatuh miskin. Dimana, si peminjam merupakan orang yang sedang jatuh
miskin, dalam artian ia tidak mampu memenuhi kebutuhan (pokoknya) sendiri. Jika
Tuhan membolehkan membungakan uang kepada orang asing, maka tidak berarti Tuhan
tidak mengasihi orang asing. Tetapi mengapa kepada orang asing boleh dibungakan
uang? Karena itu, orang asing yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah bukan
orang asing yang juga jatuh miskin. Sehingga ayat ini tidak menyangkali kodrat
Tuhan Allah sebagai Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Memang, dalam Alkitab
Perjanjian Lama, tidak ada referensi membungakan uang oleh umat Tuhan kepada
umat Tuhan lainnya yang pada dasarnya sudah kaya. Pada jaman itu, tidak dikenal
“ada orang kaya meminjam uang”. Larangan ditekankan kepada orang yang jatuh
miskin.
Bagaimana Ajaran Tuhan Yesus tentang Membungakan Uang?
1.
Di dalam Mat 25;27-29 dan Lukas 19:23,
berdasarkan ayat-ayat ini, Tuhan Yesus secara implisit tidak mengharamkan uang
dibungakan. Sekalipun perikop ini sesungguhnya berbicara tentang talenta.
25:27 Karena itu sudahlah seharusnya
uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku
aku menerimanya serta dengan bunganya. 25:28 Sebab itu ambillah talenta itu
dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia
berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya
akan diambil dari padanya.
2.
Persetujuan implisit Tuhan Yesus
terhadap membungakan uang ini menimbulkan kontroversi jika dibandingkan dengan
Imamat 25, Mazmur 15, Ulangan 23 dan keluaran 22 sebagaimana telah dituangkan
di atas, apabila kita memahami perintah larangan membungakan uang secara
“hitam-putih”.
3.
Di atas telah ditemukan benang merah
antara membunga uang versus sikap belas kasihan terhadap orang yang jatuh
miskin. Tuhan Yesus mengajarkan di dalam Matius 5:40-41, prinsip Hak-hak Azasi Manusia,
bukan sebagaimana diajarkan oleh Piagam PBB, atau hak-hak yang pada intinya
mengarahkan kita untuk menuntut apa yang secara kodrat atau secara hokum
menjadi milik kita. Sebaliknya, Tuhan Yesus mengajarkan tentang Hak-hak Azasi
dimana apa yang justru menjadi hak kita, Tuhan katakana: “Kamu wajib memberikan
kepada sesamamu, bahkan lebih dari apa yang ia minta”. Mat 5:40-42, “Dan
kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu,
serahkanlah juga jubahmu. 5:41 Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan
sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. 5:42 Berilah kepada
orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari
padamu”.
Yang menarik adalah pada ayat 42, dimana Tuhan tidak mengaitkannya dengan
membungakan uang. Yang pasti Tuhan Yesus katakan: “kamu harus memberikan kepada
orang yang meminta kepadamu, dan jangan menolak orang yang mau meminjam dari
padamu”.
Jadi intinya adalah dalam segala hal perbuatan kita,
termasuk dalam kaitan pinjam-meminjam, prinsip yang harus dilaksanakan adalah
SIKAP BERBELAS-KASIHAN.
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab.
Walter C Kaiser, Jr., Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama,
Saat, 2003, p 80-83
Why casinos can't make money from jackpot slots - Dr
BalasHapusThe best 안성 출장샵 reasons to play jackpot slots online are because they have many unique features and a lot 고양 출장안마 of fun. The jackpot game is 진주 출장마사지 as 사천 출장안마 simple as winning 동해 출장마사지